Laman

Selasa, 09 Desember 2014

Upaya Kuat Hilangkan Agama di Indonesia

Jokowi-Jk Hilangkan Kementerian Agama?

Harian Kedaulatan Rakyat Yogyakarta, kemarin (16/9), merilis rancangan Kabinet Jokowi-JK. Dalam susunan kabinet yang tertera, tidak ditemukan nama Kementerian Agama. Sebagai ganti dari Kemenag tertera nama “Kementerian Haji, Zakat, dan Wakaf” saja. Makanya Kompasiana mengundang pendapat dalam pro-kontra dari para Kompasianer dengan pertanyaan Setujukah Anda dengan rencana Jokowi-Jk merubah “Kementerian Agama” tersebut menjadi “Kementerian Haji, Zakat, dan Wakaf”?

Indonesia merupakan negara Hukum dan demokrasi religius. Makanya masih sangat diperlukan Kementerian Agama, untuk tetap mempersatukan antar semua ummat beragama dan aliran kepercayaan di Indonesia. Kesan yang selama ini seolah-olah Kementerian Agama atau Departemen Agama (dahulu) didominasi oleh hanya agama Islam, sebenarnya tidaklah benar, karena didalamnya, banyak juga para tokoh berbagai agama selain agama Islam menduduki jabatan didalam Kementerian tersebut. Urusan Haji sebagai bagian didalam Kementerian Agama, memang sangat mendominasi eksistensinya sehingga kesan inilah yang memberikan nilai dominasi dari salah satu agama saja. Memang kita akui uang sangat besar dalam urusan Haji ini, sehingga menjadi tumpuan aktifitas dan tumpuan perhatian dan urusan ibarat gula dengan semut. 

Sabtu, 11 Oktober 2014

Yang benar Ismail as. yang dikorbankan



Mempertanyakan Kebenaran Nabi Ishaq Yang Dikorbankan Dalam Ajaran Kristen

Ada penulis di media Kompasiana.com bernama Stephanus Jakaria (SJ) sebagai jemaat Kristiani yang mempertanyakan ayat dalam Al Qur’an surat Al Baqarah 120 dan tulisan itu sampai hari ini (10/11/2014) masih bisa dilihat di media Kompasiana dengan judul Mempertanyakan Kesahihan Ayat Mengenai Yahudi dan Nasrani Dalam Ajaran Islam. Untuk itulah tulisan ini disampaikan pada khalayak Kompasiana juga sebagai penyeimbang bagi para pembaca sekalian. Bahkan dalam tulisannya banyak menyindir tentang adanya kesombongan dari ummat Islam, bahwa ajaran Islamlah yang paling benar akan tetapi bertentangan dengan kejadian kasuistis oknum beragama termasuk perilaku ISIS. Inilah ketidak mengertian SJ menyamakan ajaran Islam dengan perilaku menyimpang oknum orangnya atau kelompoknya. Kita memperhatikan SJ rupanya sedang belajar berdebat dengan para Kompasianer lainnya sembari ngotot tidak mau menerima masukan yang benar dan baik. Selanjutnya SJ membandingkan kehebatan Yesus yang tidak menyalahkan kitab dan ritual pelaksanaan ibadah para nabi sebelumnya. Malah SJ menyindir agama Islam sebagai penyesatan dan pembinasa keji lalu ajaran Kristiani bukanlah penyesatan dan pembinasa keji.  Kita sebagai ummat Islam tidak mau memulai terlebih dahulu untuk merendahkan nilai martabat agama lainnya mengingat adanya kesepakatan kerukunan ummat beragama di Indonesia. Karena adanya tulisan tersebut diatas, maka Abah Pitung melakukan pembelaan agama Islam mewakili saudara se-iman lainnya di Indonesia.