Laman

Sabtu, 11 Oktober 2014

Yang benar Ismail as. yang dikorbankan



Mempertanyakan Kebenaran Nabi Ishaq Yang Dikorbankan Dalam Ajaran Kristen

Ada penulis di media Kompasiana.com bernama Stephanus Jakaria (SJ) sebagai jemaat Kristiani yang mempertanyakan ayat dalam Al Qur’an surat Al Baqarah 120 dan tulisan itu sampai hari ini (10/11/2014) masih bisa dilihat di media Kompasiana dengan judul Mempertanyakan Kesahihan Ayat Mengenai Yahudi dan Nasrani Dalam Ajaran Islam. Untuk itulah tulisan ini disampaikan pada khalayak Kompasiana juga sebagai penyeimbang bagi para pembaca sekalian. Bahkan dalam tulisannya banyak menyindir tentang adanya kesombongan dari ummat Islam, bahwa ajaran Islamlah yang paling benar akan tetapi bertentangan dengan kejadian kasuistis oknum beragama termasuk perilaku ISIS. Inilah ketidak mengertian SJ menyamakan ajaran Islam dengan perilaku menyimpang oknum orangnya atau kelompoknya. Kita memperhatikan SJ rupanya sedang belajar berdebat dengan para Kompasianer lainnya sembari ngotot tidak mau menerima masukan yang benar dan baik. Selanjutnya SJ membandingkan kehebatan Yesus yang tidak menyalahkan kitab dan ritual pelaksanaan ibadah para nabi sebelumnya. Malah SJ menyindir agama Islam sebagai penyesatan dan pembinasa keji lalu ajaran Kristiani bukanlah penyesatan dan pembinasa keji.  Kita sebagai ummat Islam tidak mau memulai terlebih dahulu untuk merendahkan nilai martabat agama lainnya mengingat adanya kesepakatan kerukunan ummat beragama di Indonesia. Karena adanya tulisan tersebut diatas, maka Abah Pitung melakukan pembelaan agama Islam mewakili saudara se-iman lainnya di Indonesia.

Kami sebagai seorang anggota Kompasianer beragama Islam, wajib membela agama kami, jika ada serangan melalui tulisan maka penulis juga menyampaikan pembelaan agama penulis melalui bentuk tulisan juga. Harap admin Kompasiana mengerti hal ini, agar ada keadilan dalam penyampaian dan eksistensi penulisan.

Sebenarnya, sangat banyak pertanyaan kita tentang ajaran Kristen yang bisa dibandingkan antar ayat didalamnya apalagi dengan kenyataan keseharian. Untuk penulisan kali ini, penulis hanya mempertanyakan satu ayat dalam Perjanjian Lama (Old Testamen) Kejadian 22:2 : “Firman-Nya: “Ambillah anakmu yang tunggal itu, yang engkau kasihi, yakni Ishak, pergilah ke tanah Moria dan persembahkanlah dia di sana sebagai korban bakaran pada salah satu gunung yang akan Kukatakan kepadamu.”

Dalam pengamatan kita terhadap kalimat per kalimat dalam Kejadian 22:2, menunjukkan adanya distorsi dan ketidak selarasan maknawi dalam “Ambillah anakmu yang tunggal itu, yang engkau kasihi, yakni Ishak”. Kita ketahui baik dalam ajaran Kristen dan Islam, Ishak adalah anak yang kedua (ibunya Siti Sarah) dan Ishak lahir setelah Ismail lahir (ibunya Siti Hajar) terlebih dahulu.

Selanjutnya diperkuat pula adanya argumentasi oleh Perjanjian Lama sendiri yang tertuliskan dengan :
Kejadian 16:16 “Abraham berumur delapan puluh enam tahun, ketika Hagar melahirkan Ismael baginya”.
Kejadian 21:5 “Adapun Abraham berumur seratus tahun, ketika Ishak, anaknya, lahir baginya”.

Sedangkan didalam ajaran Islam dalam Al Qur’an, karena Ismail as. adalah anak yang pertama dari ibunya Siti Hajar dan satu-satunya ketika Ishak belum lahir dari rahimnya Siti Sarah,  (QS.Ash Shaffat :102) : “Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: “Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!” Ia menjawab: “Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar”.

Perhatikan “pada umur sanggup” disini dimaksudkan adalah umur pada kisaran antara 10 tahun s/d 13 tahun. Hal ini selaras dengan antara QS.Ash Shaffat :102 dengan Kejadian 16:16 dan Kejadian 21:5 yang memastikan bahwa yang dikorbankan itu adalah Ismail as. (Ismael) dan bukan Ishaq as.(yang masih kecil belum bisa diajak berpendapat). Menurut Kejadian 16:16 Ibrahim berumur 86 tahun ketika Ismail lahir dan Kejadian 21:5 Ibrahim telah berumur 100 tahun ketika Ishak lahir. Ada perbedaan 14 tahun. Menurut QS.Ash Shaffat :102 Ismail berumur (umur sanggup) dimana pada umur ini, Ismail sudah bisa ditanyakan keikhlasannya tentang mimpi Nabi Ibrahim yang kaitannya dengan perintah Allah. Pada umur sanggup inilah dikatakan, seorang anak sudah bisa mengemukakan pendapatnya serta bisa menilai tentang sesuatu yang dilihat dan didengar.  

Hanya itu dituliskan, untuk penyeimbang/counter dari tulisan sejenis yang dipertahankan tayang publish ber-hari-hari oleh admin Kompasiana (pembiaran). Sebenarnya, masih banyak lagi pertanyaan versi seperti ini dalam bidang lainnya dalam Perjanjian Lama dan Baru, karena pemicu tulisan ini dimulai dengan satu ayat, maka penulis menuliskan juga dalam satu ayat juga. Semoga kita semua dalam hidup dan berkehidupan ini, selalu berada didalam kebenaran yang di-ridhoi atas petunjuk dan ukuran pedoman serta tuntunan dari Allah SWT.(Abah Pitung)

Catatan : Tulisan ini ada di Website www.indofilosof.blogspot.com, karena tulisan ini disengaja dihapus oleh admin Kompasiana dengan catatan bisa mengarah kepada pelanggaran SARA. Padahal info dalam tulisan ini bisa mengoncangkan ke-Imanan ummat yang terlanjur dan terjebak didalam ayat-ayat dari kitab yang dianggap suci yang sejak awal pembuatannya telah dimasuki oleh pemikiran manusia.
 

8 komentar:

  1. Kami baru tahu bahwa didalam ke-Kristenan yang dikorbankan itu adalah Nabi Ishak as.. Padahal Nabi Ismail as. itu lebih dahulu lahir dari ibunya Siti Hajar dan setelah Ismail as besar berumur sanggup 10 tahun s/d 13 tahun, setelah itulah Ishak as. lahir dan masih sanga kecil.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kami tambahkan, Ismail as bersama ibunya Siti Hajar, ketika itu dibawa Nabi Ibrahim ke Safa dan Marwa sekitar kota Mekkah disaat Nabi Ismail masih kecil, Nabi Ibrahim meninggalkan mereka berdua di Mekkah dan pergi mengunjungi istri pertama Nabi Ibrahim Siti Sarah ke Palestina, setelah itulah Siti Sarah mengandung Ishak as. Pada saat itu Nabi Ibrahim bolak-balik antara Mekkah dan Palestina.

      Wassalam

      Hapus
  2. Ingin bertanya kepada Abah Pitung,

    Kejadian 16:16 “Abraham berumur delapan puluh enam tahun, ketika Hagar melahirkan Ismael baginya”.
    Kejadian 21:5 “Adapun Abraham berumur seratus tahun, ketika Ishak, anaknya, lahir baginya”.

    Tidakkah informasi ini sudah cukup untuk molluskan yang benar adalah Ismail yang dikorbankan oleh Nabi Ismail yang saat itu berubah menjadi hewan kibas. Bagaimana logika para jemaat para pendeta dan pastor tentang hal ini ? Tidakkah dipakai akal dan fikirannya ?

    Reni

    BalasHapus
  3. Maaf saya ulangi,

    Ingin bertanya kepada Abah Pitung,

    Kejadian 16:16 “Abraham berumur delapan puluh enam tahun, ketika Hagar melahirkan Ismael baginya”.
    Kejadian 21:5 “Adapun Abraham berumur seratus tahun, ketika Ishak, anaknya, lahir baginya”.

    Kejadian 22:2 : “Firman-Nya: “Ambillah anakmu yang tunggal itu, yang engkau kasihi, yakni Ishak, pergilah ke tanah Moria dan persembahkanlah dia di sana sebagai korban bakaran pada salah satu gunung yang akan Kukatakan kepadamu.”

    Tidakkah informasi ini sudah cukup untuk memutuskan yang benar adalah Ismail yang dikorbankan oleh Nabi Ismail yang saat itu berubah menjadi hewan kibas. Bagaimana logika para jemaat para pendeta dan pastor tentang hal ini ? Tidakkah dipakai akal dan fikirannya ?

    Reni Jemaat Gereja.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Koreksi tertulis : "Tidakkah informasi ini sudah cukup untuk memutuskan yang benar adalah Ismail yang dikorbankan oleh Nabi Ismail yang saat itu berubah "

      Seharusnya "Tidakkah informasi ini sudah cukup untuk memutuskan yang benar adalah Ismail yang dikorbankan oleh Nabi Ibrahim yang saat itu berubah......."

      Reni.

      Hapus
  4. Mbak Reni yang Jemaat Gereja,

    Terima kasih atas perhatiannya, seharusnya mereka bisa mengambil hikmah dan manfaat untuk bisa menentukan yang paling benar sehingga agama bisa menjadi penuntun yang paling aman dalam kehidupan yang sangat sementara ini.

    BalasHapus
  5. Maha Benar Allah dengan segara firman-Nya (Al-Qur'an). Alhamdulillah, terimakasih Abah Pitung atas pencerahannya. Semoga setiap datang fitnah terhadap Islam, semakin nyata pula kebenaran dari setiap isi Al-Qur'an.

    BalasHapus
  6. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus

Mohon berkomentar dalam bahasa yang baik dan santun.